Kekerasan seksual bisa terjadi di setiap komunitas dan korbannya pun tidak memandang jenis kelamin dan usia.
Sementara itu, hal yang termasuk dalam perilaku kekerasan seksual adalah segala jenis kontak seksual yang tidak diinginkan.
Hal tersebut mencakup perkataan dan tindakan yang bersifat seksual, yang bertentangan dengan keinginan seseorang dan tanpa persetujuannya.
Perilaku kekerasan seksual terjadi karena adanya konteks sosial.
Nah, ada beberapa hal yang berkontribusi pada perilaku pelecehan seksual yaitu:
- Norma-norma sosial yang membenarkan kekerasan.
- Penggunaan kekuasaan atas orang lain.
- Konstruksi tradisional maskulinitas.
- Subjugasi (kekuatan atau kekuasaan) terhadap perempuan.
- Sikap diam terhadap kekerasan dan pelecehan.
Penindasan dalam segala bentuknya merupakan salah satu akar penyebab perilaku kekerasan seksual.
Perlu kamu pahami juga, kekerasan seksual bukanlah sebuah peristiwa tunggal yang terjadi pada beberapa orang secara acak dan tidak terprediksi. Ini adalah pola perilaku yang dinormalisasi dan didukung oleh sistem penindasan.
Kekerasan seksual juga bukan soal seks, tapi soal kekuasaan dan kontrol atau yang bisa disebut ketimpangan relasi kuasa dan-atau gender.
Lantas, apa itu ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender?
Menurut Komnas Perempuan, ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender adalah sebuah keadaan terlapor menyalahgunakan sumber daya pengetahuan, ekonomi dan/ atau penerimaan masyarakat atau status sosialnya yang tujuannya adalah mengendalikan korban.