Memahami gangguan seksual pada pejuang depresi membutuhkan pendekatan yang holistik, karena kondisi ini tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik, tetapi juga psikologis, emosional, dan bahkan sosial. Berikut adalah beberapa poin penting untuk memahaminya:
1. Depresi Mempengaruhi Fungsi Seksual
Depresi sering kali menyebabkan penurunan hasrat seksual (libido), kesulitan mencapai orgasme, atau disfungsi ereksi/kelembapan vagina. Ini bisa disebabkan oleh:
- Perubahan hormon (misalnya serotonin, dopamin, dan kortisol)
- Kelelahan ekstrem
- Kehilangan minat dan motivasi
- Citra diri yang negatif
2. Pengaruh Obat Antidepresan
Obat seperti SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) yang umum digunakan untuk mengatasi depresi, juga dapat menyebabkan gangguan seksual, seperti:
- Penurunan libido
- Keterlambatan orgasme atau ejakulasi
- Ketidakmampuan orgasme
Efek ini sering kali membuat pejuang depresi merasa lebih frustrasi atau malu.
3. Dampak Psikologis dan Emosional
- Rasa tidak layak dicintai, malu, atau takut ditolak bisa membuat seseorang menarik diri dari hubungan intim.
- Trauma masa lalu (termasuk kekerasan seksual atau emosional) dapat memperburuk gangguan seksual pada mereka yang sedang depresi.
4. Dinamika Hubungan
Gangguan seksual bisa menimbulkan tekanan dalam hubungan, menimbulkan rasa bersalah atau cemas, baik pada penderita maupun pasangannya. Komunikasi yang terbuka sangat penting.
5. Penanganan dan Dukungan
Pendekatan terbaik biasanya melibatkan kombinasi:
- Psikoterapi (seperti terapi kognitif perilaku/CBT)
- Terapi pasangan (jika relevan)
- Evaluasi pengobatan oleh psikiater (untuk mempertimbangkan alternatif antidepresan yang lebih “ramah secara seksual”)
- Pendidikan seksual dan konseling