Disfungsi seksual wanita adalah gangguan pada salah satu atau lebih dari fase siklus respons seksual:
- Hasrat (keinginan untuk berhubungan seks),
- Arousal (rangsangan seksual),
- Orgasme, dan/atau
- Nyeri saat berhubungan (dispareunia atau vaginismus).
Penyebab umum disfungsi seksual wanita, sebagai berikut :
1.Faktor Fisik atau Medis
- Ketidakseimbangan hormon (misalnya menopause, kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal)
- Penyakit kronis (diabetes, hipertensi, kanker)
- Efek samping obat-obatan
- Kelelahan atau kurang tidur
2.Faktor Psikologis
- Stres, kecemasan, atau depresi
- Riwayat trauma seksual atau kekerasan
- Body image yang negatif
- Rasa bersalah atau malu terhadap seks
3. Faktor Relasional
- Konflik dengan pasangan
- Kurangnya komunikasi seksual
- Rasa tidak aman secara emosional
- Ketidakpuasan terhadap hubungan atau pasangan
Dampak dalam dinamika hubungan :
1.Emosional
- Wanita mungkin merasa bersalah, malu, atau tidak cukup "baik".
- Pasangan bisa merasa ditolak, bingung, atau frustasi.
2.Komunikasi
- Topik seks menjadi sensitif atau dihindari.
- Kurangnya keterbukaan memperburuk masalah.
3.Keseimbangan dalam Hubungan
- Ketimpangan kebutuhan seksual dapat menciptakan jarak emosional.
- Disfungsi seksual bisa jadi gejala masalah relasi yang lebih besar (bukan hanya penyebabnya).
Berikut beberapa cara menghadapinya :
1.Validasi dan Empati
- Jangan menyalahkan atau menekan.
- Tunjukkan dukungan dan rasa peduli.
2.Komunikasi Terbuka
- Bicarakan kebutuhan dan ketakutan secara jujur, tanpa menghakimi.
- Fokus pada keintiman, bukan hanya hubungan seksual.
3.Pendekatan Multidisipliner
- Konsultasi dengan dokter spesialis (ginekolog, psikiater, seksolog).
- Terapi pasangan atau terapi seksual (sex therapy).
- Pendidikan seksual berbasis sains, bukan mitos atau stigma.