Perselingkuhan adalah tindakan tidak setia dalam hubungan yang melibatkan hubungan intim dengan orang lain selain pasangan yang sah. Tindakan ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, misalnya: ketika sudah menikah, maupun dalam berpacaran. Perselingkuhan dapat terjadi karena berbagai faktor yang kompleks dan bervariasi antara individu dan hubungan. Berikut beberapa penyebab perselingkuhan.
Pertama, ketidakpuasan dalam hubungan, baik secara emosional maupun seksual dapat menyebabkan seseorang mencari kepuasan di luar hubungan tersebut.
Kedua, ketidakpercayaan atau kecurigaan terhadap pasangan dapat mendorong seseorang untuk mencari hubungan lain sebagai pelarian atau balasan terhadap perasaan tersebut.
Ketiga, ketersediaan kesempatan untuk berselingkuh, misalnya: karena seringkali berada di tempat yang di mana orang-orangnya menarik secara fisik atau emosional berada.
Keempat, kurangnya komunikasi yang efektif dapat menyebabkan kesalahpahaman yang mendorong seseorang untuk mencari hubungan yang lebih memuaskan secara emosional.
Kelima, beberapa orang belum memiliki kematangan secara emosional atau kedewasaan secara emosional yang diperlukan untuk mengatasi konflik atau masalah dalam hubungan dengan cara yang sehat.
Keenam, perasaan tidak dihargai, terlantar, atau diabaikan dapat mendorong seseorang untuk mencari perhatian dan validasi dari orang lain.
Ketujuh, beberapa orang memiliki kebiasaan atau kecenderungan untuk berselingkuh, entah karena faktor genetik, lingkungan, ataupun pengalaman masa lalu.
Kedelapan, masalah individu seperti rendahnya harga diri, kecemasan, depresi, atau kebutuhan untuk mengatasi masalah pribadi dapat mendorong seseorang untuk mencari pelarian dalam hubungan selingkuh.
Kesembilan, nilai-nilai budaya atau lingkungan yang mendukung atau memperbolehkan perselingkuhan juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam berhubungan.