Courses

Build valuable skills and deepen your understanding with a range of topics tailored to your learning needs

Coachings

Engage one-on-one with our experts. Tailored guidance to help you achieve personal and professional growth.

Books

Explore a curated selection of insightful books. Enhance your knowledge and stay informed on the latest industry trends.

Bootcamps

Intensive, hands-on training designed to fast-track your skills. Get ready to tackle real-world challenges with confidence.

Webinar Academy 188th

Making Connection with Children: Understanding Their Emotion

Created by  Mounev Academy

In Collaboration with Masih Ada Hari Esok

Last updated Dec, 21 2024

about course

Memahami emosi anak-anak adalah langkah penting untuk mendukung perkembangan emosional mereka, membangun hubungan yang kuat, dan membantu mereka mengelola perasaan mereka dengan lebih baik. Berikut adalah cara-cara efektif untuk memahami emosi anak-anak: 

Pertama, pahami tahap perkembangan emosional. Anak-anak mengalami perkembangan emosi sesuai usia mereka:


  • Balita (0-3 tahun): Mulai menunjukkan emosi dasar seperti bahagia, marah, sedih, dan takut. Mereka belum bisa mengungkapkan emosi dengan jelas dan sering menunjukkan emosi lewat tangisan atau tantrum.
  • Usia prasekolah (3-5 tahun): Mulai mengenali emosi orang lain dan belajar empati. Mereka mulai menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan perasaan, meskipun sering kali belum konsisten.
  • Usia sekolah (6-12 tahun): Emosi menjadi lebih kompleks, seperti rasa malu, bangga, atau cemburu. Mereka mulai memahami aturan sosial terkait ekspresi emosi.
  • Remaja (13+ tahun): Emosi menjadi lebih intens karena perubahan hormonal dan tantangan identitas.

Kedua, ajarkan anak mengenali emosi. Bantu anak memahami apa yang mereka rasakan: Gunakan kata-kata seperti "senang", "sedih", "marah", "kesal" untuk membantu anak mengenali dan menamai perasaan mereka. Bacakan cerita atau tunjukkan gambar wajah yang menunjukkan emosi tertentu, lalu tanyakan pada anak, “Menurutmu, bagaimana perasaan mereka?”

 Ketiga, dengarkan dengan empati. Ketika anak menunjukkan emosi, fokuslah pada mereka tanpa gangguan. Hindari meremehkan atau menyalahkan emosi mereka, seperti mengatakan, “Jangan cengeng” atau “Itu sepele.” Ucapkan kalimat seperti, “Mama/papa tahu kamu merasa sedih karena mainanmu rusak. Itu memang menyebalkan.”

Keempat, perhatikan bahasa tubuh. Anak-anak mungkin tidak selalu mengungkapkan emosi mereka secara verbal. Amati tanda-tanda berikut:


  • Ekspresi wajah: Senyuman, kerutan dahi, atau air mata.
  • Gestur tubuh: Anak yang gelisah mungkin menggoyangkan kaki atau tangan.
  • Perilaku: Anak yang frustrasi mungkin melempar barang, sementara anak yang cemas mungkin menjadi pendiam.

Kelima, berikan contoh positif dalam mengelola emosi. Anak belajar banyak dari orang tua atau pengasuh:


  • Tunjukkan cara menghadapi emosi: Misalnya, jika Anda merasa kesal, tunjukkan bahwa Anda mengambil napas dalam-dalam dan berbicara dengan tenang.
  • Beri tahu mereka bahwa semua emosi normal: Katakan, “Marah itu normal, tapi penting untuk menyampaikan rasa marah tanpa menyakiti orang lain.”

course contents

course features

Duration

...

Lectures

...

Downloadable resources

...

Quizzes

...

Full life time access

Certificate of completion

you may like

Go to Cart